Pages

Kisah 1001 Malam BAG. I



Di zaman dahulu kala hiduplah seorang raja dari Dinasti Sasan yangmemiliki dua orang putra. Pangeran pertama lebih tua daripada pangeran yangkedua. Kedua orang pangeran tersebut sama-sama terampil menunggang kudadan bertempur, meskipun pangeran yang lebih tua lebih pandai menunggangkuda dibandingkan adiknya. Pangeran yang lebih tua dikenal dengan namaRaja Syahrayar, sedangkan adiknya bernama Syahzaman. Raja Syahrayar adalah seorang penguasa yang adil terhadap rakyatnya. Kekuasaannya
meliputiwilayah Samarkand.Pada mulanya, segala sesuatunya berjalan dengan baik. Kedua orang putraraja itu memerintah kerajaan yang mereka pimpin masing-masing dengan adil.Sampai pada suatu ketika, setelah dua puluh tahun berlalu, Raja Syahrayar mulai tak kuasa lagi menahan kerinduannya untuk bertemu dengan
adiknya,Syahzaman. Raja Syahrayar kemudian memerintahkan salah seorang menterinyauntuk mengundang adiknya. Menteri yang diperintah untuk menemui adiknyaitu segera berangkat untuk menyampaikan pesan Raja Syahrayar kepada adiknya Syahzaman.Setibanya di istana Syahzaman, setelah mengucapkan salam, sang menterimenyampaikan pesan dari Raja Syahrayar bahwasanya beliau telah amat rindu  untuk dapat segera bertemu dengan Syahzaman, sehingga beliau memintakesediaan adiknya itu untuk segera datang berkunjung ke istananya.Tanpa pikir panjang, Syahzaman langsung menyatakan kesediaannyamemenuhi undangan kakaknya. la pun segera mempersiapkan keberangkatannyauntuk menemui kakaknya itu. Syahzaman bahkan langsung menunjuk salahseorang menterinya untuk menggantikan kedudukannya menangani berbagaiurusan kerajaan selama kepergiannya.Belum lagi setengah perjalanan dilaluinya, tiba-tiba pada pertengahanmalam, Syahzaman teringat akan sebuah barang yang tertinggal di istana, makaia pun segera kembali ke istana untuk mengambil barang tersebut.Setibanya di istana, Syahzaman langsung masuk ke dalam kamarnya.Bukan main terkejutnya Syahzaman, ketika di dalam kamarnya dia mendapati permaisurinya sedang tidur sambil memeluk seorang budak.Demi melihat kejadian itu, dunia menjadi terasa begitu gelap. Syahzamanlangsung mencabut pedangnya dan ditikamnyalah kedua orang yang sedang berduaan di atas tempat tidurnya itu hingga keduanya tewas seketika. Setelahmemerintahkan agar kedua mayat itu untuk segera dikuburkan, Syahzamankembali melanjutkan niatnya semula untuk mengunjungi kakaknya.Singkat cerita, Syahzaman akhirnya tiba di negeri yang dipimpin olehkakaknya Raja Syahrayar. Bukan main gembiranya Raja Syahrayar menyambutkedatangan saudara kandungnya itu. Seluruh kota bahkan telah dihias dengan berbagai macam hiasan untuk menyambut kedatangan sang adik yang amatdirindukannya.Karena telah begitu lama tidak saling berjumpa, kedua orang kakak beradik itu langsung tenggelam di dalam perbincangan untuk mengobati rindu yangselama ini mereka rasakan. Tetapi, rupanya hal itu tidak berlangsung lama,karena Syahzaman kembali teringat peristiwa yang mengoyak hatinya yangterjadi tepat sebelum keberangkatannya untuk menemui kakaknya. Mendung pun kembali menggelayuti wajah Syahzaman. Mukanya menjadi pucat dantubuhnya tampak lesu.Melihat ada yang tidak beres pada diri adiknya, Raja Syahrayar menyangka bahwa hal itu disebabkan oleh kepergian Syahzaman ke istananya untuk bertemu dengan dirinya. Raja Syahrayar mengira, bahwa kepergian adiknya darinegeri yang dicintainya itulah yang menyebabkan dia menjadi tampak kurangsehat. Raja Syahrayar pun membiarkan adiknya dan tidak menanyakan apa pun tentang hal itu.
Setelah beberapa hari kemudian ternyata kondisi adiknya tidak menunjuk-kan perubahan, akhirnya Raja Syahrayar berusaha untuk menghiburnya."Adikku, ayolah ikut denganku untuk berburu, agar perasaanmu dapatkembali tenang," ujar Syahrayar.Akan tetapi Syahzaman menolak ajakan kakaknya itu, dan Raja Syahrayar  pun akhirnya pergi berburu tanpa disertai adiknya.Setelah kakaknya pergi berburu, Syahzaman berdiri memandangi tamanistana yang tampak dari jendela yang terbuka lebar. Dari balik jendela itulah,tiba-tiba Syahzaman melihat dua puluh orang budak perempuan keluar bersamadua puluh orang budak laki-laki dan tampak pula permaisuri kakaknya berjalandi antara budak-budak itu. Sang permaisuri terlihat begitu cantik.Sesampainya mereka di pancuran istana, kedua puluh pasang budak itu melepaskan semua pakaian yang mereka kenakan dan kemudian merekaduduk berpasang-pasangan.Terdengar sang permaisuri memanggil salah seorang budaknya, "WahaiMas'ud, kemarilah!"Dan muncullah seorang budak hitam yang langsung menghampiri permaisuri. Permaisuri kemudian memeluk budak itu dan keduanya langsung bercumbu. Begitu pula halnya para budak yang lain, mereka juga melakukan halyang sama dengan yang dilakukan oleh permaisuri. Mereka terus melakukan halitu hingga senja datang. Sementara dari balik jendela, Syahzaman menyaksikansemua itu dengan hati yang
masyghul.
Malam harinya, ketika Syahzaman tengah menyantap makan malam, kakaknya Raja Syahrayar pulang dari perburuan dan langsung menemuinya. RajaSyahrayar terkejut karena dia melihat adiknya menyantap makanan dengansedemikian lahapnya. Wajah adiknya itu juga tampak lebih segar dan sudahtidak pucat lagi."Ketika pagi tadi kau kutinggal berburu, wajahmu tampak pucat. Apayang sebenarnya terjadi padamu seharian ini, sehingga kau kini tampak lebihsehat dan lebih segar?" tanya Raja Syahrayar kepada adiknya.Syahzaman menjawab, "Kakakku, ketika kau memerintahkan salah seorang menterimu untuk mengundangku datang ke sini, saat itu aku langsungmenyetujui undanganmu itu dan segera berangkat ke sini. Tetapi di tengah perjalanan, aku teringat bahwa permata yang akan kuberikan padamu ternyatamasih tertinggal di dalam istanaku. Aku pun segera kembali untuk mengambil
permata itu. Namun, tahukah kau apa yang terjadi? Setibanya aku di dalamistana, kudapati istriku tengah asyik tidur berduaan dengan salah seorang budakku. Karena tak kuasa menahan amarah, aku pun langsung membunuhmereka berdua. Jadi kakakku, sebenarnya ketika aku datang memenuhiundanganmu ke sini, hatiku masih dijelali kegalauan yang muncul disebabkan peristiwa itu, sehingga wajahku pun menjadi pucat dan tubuhku lemas. Tetapikini kesehatanku telah kembali pulih, meski untuk menuturkan penyebabnyaaku terlebih dulu harus meminta maaf padamu karena sepertinya aku tidak mungkin menyampaikan hal itu padamu."Tetapi, Raja Syahrayar terus mendesak. Dia berkata, "Dengan nama Allah,kuharap kau bersedia memberitahu aku apa yang sebenarnya telah menyebabkankeadaanmu kembali pulih."Karena merasa segan pada kakaknya, Syahzaman akhirnya menceritakansemua kejadian yang dilihatnya di taman istana siang tadi. Namun rupanya Raja Syahrayar tidak sepenuhnya mempercayai apayang dituturkan oleh adiknya itu. Dia berkata, "Aku tidak dapat mempercayaiceritamu itu, sampai aku melihat kejadian itu dengan kedua mata kepalakusendiri."Tak kurang akal, Syahzaman mengajukan sebuah usul, "Baiklah, kalau begitu besok pagi berpura-puralah seolah kau hendak pergi berburu. Setelahitu, bersembunyilah bersamaku untuk melihat peristiwa seperti yang telahkuceritakan tadi, langsung dengan kedua mata kepalamu sendiri."Keesokan harinya, Raja Syahrayar kembali mempersiapkan pasukan yangakan diajaknya berburu. Pasukan yang akan mengawalnya tampak telah siapdengan segala sesuatunya. Tenda untuk berburu pun telah disiapkan. RajaSyahrayar kemudian keluar dari istananya menuju tenda yang telah disediakanuntuknya itu dan kemudian, secara diam-diam, Syahrayar keluar dari tendadan kembali memutar masuk ke dalam istana untuk menemui Syahzaman.Kedua kakak beradik itu kemudian duduk di jendela di seberang tamanistana untuk melihat gerangan apakah yang akan terjadi.Benar. Tak berapa lama berselang, masuklah sang permaisuri bersama beberapa orang budak laki-laki dan perempuan. Dan mereka pun kembalimelakukan hal yang sama dengan apa yang telah diceritakan oleh Syahzamankepada Raja Syahrayar.Ketika Raja Syahrayar melihat peristiwa menjijikkan itu dengan keduamatanya sendiri, dia merasa seolah-olah ingatannya telah hilang. Dia lalu
berkata kepada adiknya, "Ayo kita pergi dari tempat ini. Sungguh, kita tidak membutuhkan kerajaan seperti ini, sampai kita tahu bahwa ada orang lainyang mengalami apa yang kita alami. Lebih baik kita mati, karena kematiantampaknya lebih baik buat kita berdua." Syahzaman menuruti ajakan kakaknya.Melalui sebuah pintu rahasia, kedua orang kakak beradik itu akhirnya pergimeninggalkan istana.Mereka terus berjalan mengikuti langkah kaki mereka sampai akhirnyamereka tiba di sebatang pohon yang tumbuh di tengah sabana. Kebetulan, didekat pohon itu terdapat sebuah mata air yang letaknya berdekatan dengan bibir pantai. Mereka pun minum dari mata air tersebut dan kemudian duduk untuk melepas lelah.Terik siang baru akan redup ketika tiba-tiba Syahrayar dan Syahzamanmelihat di tengah lautan muncul sesosok makhluk hitam yang tinggi menjulangke angkasa. Setelah tegak berdiri, sosok hitam itu lalu menghampiri tempat dimana mereka sedang beristirahat. Melihat sosok hitam itu mendekat, Syahrayar dan Syahzaman merasa amat ketakutan dan segera berusaha memanjat pohonyang menjadi tempat mereka berteduh. Dari atas pohon yang mereka panjatitu, mereka dapat melihat apa sebenarnya sosok besar hitam yang tadi munculdari tengah laut.Ternyata, yang menghampiri Syahrayar dan Syahzaman adalah sesosok  jin yang tubuhnya tinggi besar dan membawa sebuah peti di atas kepalanya.Jin itu terus berjalan menghampiri pohon di mana kedua orang kakak beradik itu bersembunyi, dan kemudian duduk di bawahnya.Setelah duduk, jin itu menurunkan peti yang dibawa di atas kepalanya danmengeluarkan sebuah kotak yang tersimpan di dalamnya. la lalu membukakotak itu. Ajaib. Ternyata di dalam kotak kecil itu terdapat seorang anak gadisyang tubuhnya memancarkan sinar layaknya matahari.Sambil memandangi anak gadis yang disembunyikan di dalam kotak yangdipegangnya, jin itu berkata, "Hai gadis yang kuculik pada malam pengantin,aku akan tidur barang sejenak." Jin itu kemudian meletakkan kepalanya di atas bahu gadis tersebut dan langsung tertidur.Setelah jin yang menculiknya tertidur, gadis yang malang itu menengadah-kan kepalanya ke atas pohon untuk melihat siapa gerangan yang bersembunyidi sana. Di atas pohon terlihat olehnya kedua orang yang sedang bersembunyi.Dengan amat hati-hati, gadis itu lalu mengangkat kepala jin yang bersandar di bahunya dan meletakkannya di atas tanah, dan kemudian ia berdiri di bawah pohon.Di bawah pohon, gadis itu menggerak-gerakkan tangannya untuk memberiisyarat kepada kedua orang yang sedang bersembunyi di atas pohon agar segera turun. Gadis itu berseru, "Turunlah, kalian berdua tidak perlu takutkepada jin ini."Mengetahui bahwa si jin telah terlelap, Syahrayar dan Syahzaman akhirnyamemberanikan diri untuk memenuhi panggilan gadis tersebut dan turun dariatas pohon untuk menghampiri gadis yang memanggil mereka.Ketika Syahrayar dan Syahzaman telah sampai di dekatnya, gadis itu me-ngeluarkan sebuah kantung dari dalam sakunya. Kemudian dari dalam kantungitu, ia mengeluarkan seutas tali yang terkait padanya lima ratus tujuh puluh buah cincin. Kemudian gadis itu berkata, "Apakah kalian berdua mengetahui benda apa yang sedang kupegang ini?""Tidak, kami tidak tahu," jawab Syahrayar dan Syahzaman."Tanpa sadar, para pemilik cincin-cincin ini menyerahkan begitu saja barang-barang yang mereka miliki kepadaku disebabkan kekuatan yang dimiliki jin ini. Maka sekarang berikanlah cincin yang kalian miliki," ujar si gadis.Syahrayar dan Syahzaman kemudian memberikan cincin yang mereka kenakankepada gadis itu. Si gadis lalu berkata, "Sebenarnya jin ini telah menculikku pada malam pernikahanku. Setelah aku diculik, ia meletakkanku di dalamsebuah kotak kecil yang dia simpan di dalam sebuah peti yang dikunci denganmenggunakan tujuh buah kunci. Dan sesudah itu, dia meletakkan peti di manaaku terkunci di dalamnya di dasar lautan yang berombak besar. Rupanya jinitu tidak mengetahui bahwa jika seorang perempuan menginginkan sesuatu,maka dia tidak akan pernah menyerah." Dengan kepala yang dipenuhi seribu pertanyaan, kedua orang kakak beradik itu akhirnya kembali pulang ke istanaRaja Syahrayar.Setibanya di istana, Raja Syahrayar langsung memenggal istrinya besertasemua budak yang telah melakukan perbuatan nista di dalam istananya. Dansejak saat itu, setiap hari Raja Syahrayar selalu memerintahkan untuk disediakanseorang perawan untuk dibunuh setelah sebelumnya Raja Syahrayar terlebihdulu menikmati keperawanan gadis yang dipersembahkan untuknya.Tiga tahun telah berlalu. Raja Syahrayar masih terus melakukan kebiasaan biadabnya itu. Seluruh rakyat yang tinggal di dalam daerah kekuasaannyadicekam ketakutan yang luar biasa, sementara para gadis banyak yang sudah
melarikan diri keluar dari wilayah kerajaan. Sampai ketika seluruh perawanyang tinggal di ibu kota kerajaan hampir habis, Raja Syahrayar kembali memintamenterinya untuk menyediakan perawan seperti hari-hari sebelumnya.Dengan susah payah sang menteri mencari perawan untuk dipersembahkankepada Raja Syahrayar, namun usaha sang menteri sia-sia karena tak seorang pun perawan yang berhasil dia temukan. Dengan perasaan tak menentu sangmenteri kembali ke rumahnya, sementara kecemasan terus menghantuinyadisebabkan ketakutannya yang luar biasa terhadap raja.Alkisah, menteri ini memiliki dua orang putri yang cantik dan cerdas.Yang sulung bernama Syahrazad, sedangkan yang bungsu bernama Dunyazad.Syahrazad adalah seorang putri yang cerdas dan telah membaca begitu banyak  buku tentang sejarah, riwayat hidup para raja kuno, dan kisah umat-umatterdahulu."Mengapa ayah tampak resah dan gelisah?" Syahrazad bertanya kepadaayahnya. Ayahnya kemudian menceritakan perkara yang merisaukandirinya."Demi Allah, nikahkanlah aku dengan raja lalim itu. Sungguh sepenuhnyaaku rela, tak peduli apakah diriku bisa selamat atau harus mati sebagai tumbaluntuk menyelamatkan gadis-gadis yang tinggal di kota ini dari kebiadabanraja," ujar Syahrazad."Tidak, demi Tuhan aku tidak mungkin membiarkan dirimu terperosok ke dalam bahaya," ayahnya menolak."Tapi, ayah tidak punya pilihan lain, bukan?" Syahrazad terus mendesak ayahnya.Mengetahui bahwa tidak ada jalan lain, akhirnya sang menteri bersediamengabulkan permohonan Syahrazad dan ia pun langsung bersiap-siap untuk menghadap raja bersama putri kesayangannya itu.Sebelum berangkat, Syahrazad berpesan kepada adiknya Dunyazad, "Jikakakak telah tiba di istana raja Syahrayar, kakak akan meminta kau untuk datangke istana. Dan setelah kau tiba di istana, kakak mengharapkan bantuanmuuntuk meminta kakak untuk menceritakan sebuah cerita, sehingga dengan permintaanmu itu, kakak akan memiliki kesempatan untuk menceritakansebuah kisah yang insya Allah dapat menjadi jalan keluar dari semua masalahini." Tak berapa lama kemudian, bersama ayahnya, Syahrazad berangkatmenghadap Raja Syahrayar.
Setibanya di istana, Syahrazad langsung berpura-pura menangis. Raja pun bertanya padanya tentang gerangan apa yang membuatnya menangis. Syahrazadmenjawab bahwa ketika berangkat tadi dia belum sempat berpamitan denganDunyazad adiknya. Mendengar itu, Raja Syahrayar segera mengirim utusanuntuk memanggil Dunyazad untuk datang ke istana. Setelah Dunyazad tiba di istana, Syahrazad bersama adiknya berbincang- bincang dengan Raja Syahrayar. Di tengah perbincangan, Dunyazad menyela,"Wahai kakak, ceritakanlah kepada kami cerita yang pernah kakak ceritakankepadaku.""Baik, akan tetapi kakak akan merasa sangat terhormat seandainya ba-ginda raja sendiri yang berkenan mengizinkan kakak untuk bercerita," jawabSyahrazad.Raja pun mengizinkan Syahrazad untuk menyampaikan cerita sepertiyang diminta oleh adiknya.
Malam Ke- 1
Kisah Pedagang dan Jin
 Atas perkenan Raja Syahmyar, Syahrazad segera bangkit dari tempat duduknyadan memulai kisahnya.
Alkisah, hiduplah seorang pedagang yang kaya raya dan memiliki banyak ko-lega di negerinya. Pada suatu hari pedagang kaya ini melakukan perjalananniaga ke beberapa negara tetangga.Di tengah perjalanan, pedagang ini merasakan panas yang luar biasa. Dia pun berhenti untuk berteduh di bawah sebatang pohon, sementara tangannyamengambil sebutir kurma yang dibawanya. Setelah buah kurma yang menjadi bekal perjalanannya itu habis dimakan olehnya, si pedagang kemudianmelemparkan begitu saja biji kurma yang ada di tangannya.
Ajaib. Setelah dia melemparkan biji kurma itu, tiba-tiba di hadapannya berdiri sesosok jin tinggi besar yang pada salah satu tangannya tergenggamsebilah pedang yang diacungkan ke arah pedagang kaya tersebut."Hai manusia, berdirilah agar aku dapat memenggal kepalamu sepertiyang kau lakukan terhadap anakku yang baru saja mati disebabkan biji kurmayang kau lemparkan tadi menancap di jantungnya," hardik sang jin. Jin itukemudian menarik rubuh si pedagang kaya dan menghempaskannya ke tanah.Pedagang kaya yang malang itu pun menjerit kesakitan. Dengan raut wajahyang sedih, si pedagang melantunkan syair:
Masa terbagi dua, ada masa aman, ada masa sengsara Seperti hidup yang kadang jernih kadang bernoda Bilang pada orang yang karena masa kami dihina Mereka yang melawan masa, pasti akan merana Ketika kau lihat laut dengan bangkai di atasnya Lupakah kau bahwa dasarnya adalah tempat mutiara Kalau memang zaman melewati kita hanya percuma Maka segala busuk padanya kita harus siap terima Lihatlah langit penuh gemintang tak terkira Padahal munculnya bulan dan matahari akan membuatnya sirna Bumi kita penuh pohon, ada yang berbuah ada yang merana Hanya pohon buahlah yang ditimpuki 'tuk diambil buahnya Sangkaanmu jadi baik hanya ketika hari tampak riang Takutmu pada takdir karenanya langsung hilang
Sambil meratap, pedagang kaya itu berkata kepada sang jin, "Wahai jin,tanggunganku banyak. Aku juga punya banyak harta, istri, dan beberapa oranganak. Dan aku pun masih memegang beberapa barang gadaian. Oleh sebabitu, izinkanlah aku untuk pulang barang sejenak agar dapat kubereskan semuaurusanku, setelah itu aku akan kembali ke sini untuk menyerahkan diriku padamu." Rupanya sang jin mempercayai ucapan pedagang itu sehingga si pedagang kaya itu dibiarkannya pergi.Sesampainya di negerinya, pedagang kaya itu segera membereskan segalaurusannya. Dan ia juga menceritakan hal yang dialaminya kepada istri dan anak-anaknya. Setelah mendengar penuturan suami dan ayah mereka, istridan anak-anak pedagang itu langsung menangis.Tanpa terasa, satu tahun telah berlalu, si pedagang menghabiskan waktuitu untuk menemani keluarga yang akan ditinggalkannya.Setelah menyampaikan wasiat kepada seluruh keluarganya, si pedagangkaya itu pun berangkat sambil membawa sehelai kain kafan yang dijepit dilengannya. Istri, anak-anak, dan seluruh keluarga melepas kepergian si pedagang yang pergi untuk menepati janjinya kepada jin yang anaknya telahdibunuh olehnya.Hari itu adalah awal tahun baru. Di bawah pohon yang dulu menjaditempat pertemuannya dengan sang jin, pedagang kaya itu menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba datanglah seorang kakek sambil menuntun seekor kijang."Apa yang kau lakukan di tempat ini sendirian? Tahukah kau bahwa tempatini adalah sarang jin?" kakek itu bertanya kepada si pedagang. Si pedagang kayaitu pun lalu menuturkan kepada si kakek semua peristiwa yang dialaminyatermasuk perjanjian yang dia lakukan dengan jin yang menghuni tempat itu.Mendengar penuturan si pedagang, kakek tua itu terkejut dan berkata,"Demi Allah, betapa salehnya engkau. Cerita yang kau tuturkan itu juga sangatluar biasa." Kakek tua itu kemudian duduk di samping si pedagang dan berkata,"Saudaraku, sungguh aku tidak akan meninggalkanmu sampai aku menyaksi-kan sendiri apa yang akan dilakukan oleh jin itu terhadap dirimu."Si kakek tua itu terus berbincang-bincang dengan si pedagang sampaimalam menjelang. Rasa takut mulai merasuki perasaan si pedagang kaya.Pikirannya melayang. Rasa gundah di dadanya, bercampur aduk dengan ke-gelisahan yang menggeliat.Tiba-tiba datanglah seorang kakek yang menghampiri mereka berdua.Kakek yang kedua ini datang dengan menuntun dua ekor anjing pemburu berwarna hitam. Setelah mengucapkan salam, kakek tua pemilik anjing itu bertanya kepada dua orang yang ditemuinya tentang alasan mereka duduk di bawah pohon yang diketahui sebagai sebuah sarang jin. Si pedagang dan sikakek pemilik kijang lalu menceritakan kejadian yang mereka alami.Ketika si pedagang, kakek tua pemilik kijang, dan kakek tua pemilik anjingtengah asyik berbincang-bincang, tiba-tiba muncul lagi seorang kakek tuayang datang bersama seekor bagal. Seperti kedua kakek sebelumnya, kakek tua pemilik bagal ini pun bertanya kepada ketiga orang yang ditemuinya tentang alasan mengapa mereka duduk-duduk di sarang jin. Setelah kakek tua pemilik bagal itu duduk, ketiga orang yang ditemuinya itu menuturkan semua peristiwa yang mereka alami.Ketika keempat orang itu tengah asyik berbincang-bincang, tiba-tiba bertiuplah angin yang sangat kencang. Debu beterbangan, mengaburkan pandangan di sekeliling tempat itu. Dan di tengah-tengah debu yang beter bangan itu muncullah sesosok jin dengan sebilah pedang berkilat terhunusdi tangannya. Jin itu kemudian menghampiri si pedagang kaya yang duduk  bersama tiga orang kakek yang menemaninya."Kemarilah kau pedagang, agar aku mudah memancung kepalamu sebagaihukuman atas pembunuhan yang kau lakukan terhadap diri anakku," hardik sang jin.Mendengar itu, si pedagang kaya itu langsung meratap dan menangis ke-takutan. Ratapan ketakutan dan tangisan pedagang kaya itu ternyata memancingketiga kakek tua yang menemaninya untuk memberi bantuan.Kakek tua pemilik kijang berdiri dan berjalan menghampiri sang jin se-raya berkata, "Wahai Paduka Raja Segala Jin. Bersediakah Paduka menukar sepertiga hukuman pedagang ini dengan cerita hamba tentang kijang yanghamba bawa ini?""Baik," jawab sang jin."Wahai raja jin yang baik. Ketahuilah, bahwa sebenarnya kijang ini adalahsalah seorang sepupu hamba. Hamba telah menikahinya sejak dia masih kecil.Kami telah hidup berumah tangga selama tiga puluh tahun, namun kamitidak kunjung dikarunai anak. Maka hamba menikahi salah seorang budak  perempuan yang darinya hamba berhasil mendapatkan seorang anak laki-lakiyang memiliki wajah yang tampan seperti bulan purnama.Setelah lima belas tahun berlalu, dan putra hamba yang tampan itu telahtumbuh besar, tibalah saatnya hamba untuk pergi berdagang bersama seorangsaudagar besar. Pada saat itu, sepupu hamba yang sekarang telah berubahmenjadi kijang ini, telah menguasai ilmu sihir yang ternyata telah dipelajarinyasejak ia masih kecil.Seiring dengan kepergian hamba, dengan kemampuan yang dimilikinya,sepupu hamba ini menyihir putra hamba menjadi seekor anak sapi, sedangkanistri hamba yang kedua disihir menjadi seekor sapi betina. Sepupu hamba yang jahat ini kemudian menyerahkan anak dan istri hamba yang telah dia sihir itukepada seorang peternak.
Ketika hamba kembali dari perniagaan, hamba bertanya kepada sepupuhamba ke mana gerangan perginya anak istri hamba. Sepupu hamba ini men- jawab bahwa istri hamba telah meninggal dunia, sedangkan putra hamba pergi entah ke mana. Sepupu hamba ini berkata bahwa dia tidak mengetahuike mana perginya putra hamba.Setahun penuh hamba tinggal sendirian di rumah. Hamba hanya bisa ber-sedih sampai akhirnya tibalah hari raya kurban. Karena hamba berniat untuk  berkurban, maka hamba memesan seekor sapi betina yang gemuk kepadaseorang penjual sapi. Penjual sapi itu kemudian datang dengan membawaseekor sapi yang gemuk. Sungguh hamba tidak mengetahui bahwa sebenarnyasapi itu adalah istri kedua hamba sendiri yang telah disihir oleh istri hambayang pertama.Ketika hamba tengah bersiap-siap untuk menyembelih sapi itu, dan pisau pemotong yang akan hamba gunakan juga telah hamba hunuskan di depan sapi betina yang telah dibaringkan, tiba-tiba sapi betina yang hamba beli itu menangistersedu-sedu. Karena tak tega, hamba akhirnya menolak untuk menyembelihsapi itu dan meminta agar si penjual sapi saja yang menyembelihnya. Penjualsapi itu menyanggupi dan langsung menyembelih sapi betina yang tidak lainadalah istri hamba sendiri.Penyembelihan selesai. Aneh. Tak ada daging atau lemak yang dapat hambaambil dari sapi itu. Yang ada hanya kulit dan tulang. Sambil menyesali pilihanhamba, kulit dan tulang sapi itu hamba berikan begitu saja kepada si penjualsapi dan hamba kembali memesan untuk dibawakan seekor anak sapi yanggemuk. Penjual sapi itu kembali memenuhi pesanan hamba, dan tak lama diatelah membawa seekor anak sapi yang tidak lain adalah putra hamba yangtelah disihir oleh istri hamba ini.Ketika anak sapi itu melihat hamba, anak sapi itu menangis. Melihat halitu, hamba lagi-lagi menjadi tidak tega untuk menyembelihnya. Hamba pun berkata kepada si penjual sapi, "Bawakanlah untukku seekor sapi betina yanglain."
Tanpa terasa, pagi telah tiba. Syahrazad menghentikan kisahnya."Duhai, indah nian cerita yang kakak sampaikan," Dunyazad memuji kakaknya."Baiklah, jika memang kau suka, kakak akan ceritakan kelanjutan kisah ini nantimalam. Itu pun kalau Raja Syahrayar berkenan memberi kesempatan kepada kakakmu ini untuk hidup satu malam lagi agar kakak dapat melanjutkan cerita kakak tadi,"
jawab Syahrazad.
Mendengar perkataan itu Raja Syahrayar hanya bergumam di dalam hati, "Demi Allah, tak mungkin kubunuh gadis ini sebelum kudengar kelanjutan kisah yang di-ceritakannya itu."  Demikianlah, malam pertama berlalu dengan aman dan damai. Raja Syahrayar  yang kejam keluar menuju ruang utama istana. Di luar ruangan, tampak menterinya
telah menunggu sambil membawa sehelai kain kafan yang dipersiapkan untuk mengubur
putrinya. Ketika bertemu menterinya itu, Raja Syahrayar hanya diam, sedangkan sang
menteri tak berani berkata apa-apa dan hanya menelan keheranan yang dirasakannya.
Raja Syahrayar berlalu, masuk ke dalam istananya.
Malam Ke- 2
Malam kembali datang. Syahrazad, Dunyazad, dan Raja Syahrayar telah duduk di satu meja."Ayo kak, lanjutkan cerita kakak yang kemarin," Dunyazad tarnpak tak sabar mengatakan itu kepada kakaknya."Baik, akan tetapi aku baru akan melanjutkan ceritaku atas izin dari bagindaraja," jawab Syahrazad."Lanjutkan ceritamu," ujar Raja Syahrayar.Syahrazad pun melanjutkan kisahnya.
Ketika si kakek tua melihat tangisan anak sapi yang dibelinya, muncul rasaiba di dalam hatinya. la lalu berkata kepada penjual sapi, "Peliharalah sapi ini bersama hewan peliharaanmu yang lain."Jin yang mendengar kisah itu terkejut. Kemudian kakek tua pemilik kijangitu melanjutkan ceritanya, "Semua kejadian itu terjadi di depan mata istrihamba. Dan dia terus mendesak hamba agar anak sapi itu disembelih saja,karena anak sapi itu gemuk dan untuk menyembelihnya sebenarnya tidak terlalu sulit. Istri hamba itu lalu meminta agar penjual sapi itu mengambilanak sapi yang hamba pesan.
Pada keesokan harinya, ketika hamba sedang duduk-duduk di rumah,datanglah si penjual sapi seraya bertanya, "Tuan, apakan Tuan mengizinkan sayauntuk menyampaikan sesuatu hal yang pasti akan membuat tuan senang?'""Tentu," jawab hamba.Si penjual sapi itu lalu memulai ceritanya, "Saya memiliki seorang putriyang mempelajari ilmu sihir sejak kecil. Kemarin, ketika tuan meminta sayamembawa pulang anak sapi yang tuan pesan, saya membawa sapi itu kehadapan putri saya itu. Anehnya, ketika putri saya melihat anak sapi itu, putrisaya menundukkan wajahnya. Dia menangis sebentar dan kemudian tertawa.Dengan wajah merona karena malu, putri saya berkata kepada saya, 'Ayah,mengapa ayah membuatku malu dengan membawa seorang pemuda asingke hadapanku.' Saya heran bukan kepalang dengan perkataan putri saya itudan bertanya padanya di mana pemuda yang dia maksud, dan mengapa diamenangis lalu tertawa. Putri saya lalu memberitahu bahwa anak sapi yangsaya bawa itu sebenarnya adalah anak tuan yang telah disihir bersama ibunyaoleh istri pertama ayahnya. Hal itulah yang membuatnya tertawa. Sedangkanhal yang membuat dia menangis adalah kejadian tragis yang menimpa ibu sisapi yang harus tewas di tangan ayahnya sendiri yang menyembelihnya. Tak sabar rasanya saya menunggu pagi datang untuk segera memberi tahu tuantentang perkara ini.""Wahai Paduka Raja Jin, ketika hamba mendengar penuturan si penjualsapi itu, hamba langsung pergi bersama si penjual sapi itu ke rumahnya. Pikiranhamba melayang-melayang karena kegembiraan yang meluap. Sesampainyahamba di rumah si penjual sapi, putri si penjual sapi langsung menyambutkedatangan hamba. Dia mencium tangan hamba, sementara putra hamba yang berwujud anak sapi langsung menempelkan kepalanya ke tubuh hamba.""Benar, anak sapi itu memang putra Tuan," ujar putri penjual sapiitu kepada hamba. Hamba lalu berkata padanya, "Nak, jika kau dapatmenyelamatkan putraku, aku akan memberikan harta dan hewan ternak yang banyak kepadamu."Putri penjual sapi itu hanya tersenyum, kemudian ia berkata, "Tuan, sayatidak bersedia menerima semua pemberian Tuan kecuali dengan dua syarat.Syarat pertama, Tuan harus bersedia menikahkan saya dengan putra Tuan. Dansyarat yang kedua, izinkan saya untuk menyihir dan memenjarakan orang yangtelah menyihir putra Tuan, karena jika tidak demikian, saya khawatir orangitu akan berbuat jahat kepada saya."
"Wahai Paduka Raja Jin, ketika hamba mendengar penuturan putri si penjual sapi itu, hamba pun berkata padanya, 'Baik, aku akan memberikankepadamu harta yang banyak dan aku halalkan darah istri pertamaku yang jahat itu'."Setelah putri si penjual sapi itu mendengar perkataan hamba, dia lalumengambil cangkir yang diisinya dengan air sampai penuh. Setelah merapalkanmantera, putri penjual sapi itu menyiramkan air mantera itu ke tubuh putrahamba yang masih berwujud anak sapi seraya berseru, "Jika Allah memangmenciptakanmu sebagai seekor sapi, tetaplah kau sebagai sapi. Akan tetapi jika engkau adalah seekor sapi hasil perbuatan sihir, kembalilah ke wujudasalmu dengan izin Allah!"Setelah putri si penjual sapi itu selesai mengucapkan doa, tiba-tiba anak sapi itu berubah menjadi manusia. Hamba pun langsung memeluk putra hambayang telah berubah wujud."Demi Allah, ceritakan pada ayah semua yang diperbuat oleh ibu tirimuterhadap dirimu dan ibumu," kata hamba.Panjang lebar putra hamba menceritakan semua kejadian yang menimpadirinya dan ibunya.Seusai mendengar penuturan putra hamba, hamba berkata kepadanya,"Wahai putraku, sebenarnya ketetapan Allah-lah yang telah menyelamatkan-mu.""Wahai Paduka Raja Jin, setelah itu hamba pun menikahkan putra hambadengan putri si penjual sapi. Sedangkan istri pertama hamba yang jahat telahdiubah wujudnya menjadi seekor kijang yang sekarang hamba bawa ini. Setelah peristiwa itu, hamba berjalan ke tempat ini dan tanpa sengaja, bertemu denganorang-orang ini. Hamba memang berniat untuk tetap di sini karena hambaingin melihat gerangan apakah yang akan terjadi. Demikian cerita hamba."Raja Jin itu lalu berkata, "Sungguh ceritamu tadi adalah cerita yangmenakjubkan. Oleh sebab itu, aku gugurkan sepertiga dari hukumanku terhadap pedagang kaya yang telah membunuh anakku itu."Setelah mendengar ucapan jin itu, kakek tua yang membawa dua ekor anjing pemburu berdiri dan berkata kepada sang jin, "Wahai Paduka RajaJin, ketahuilah bahwasanya kedua anjing yang hamba bawa ini sebenarnyaadalah saudara kandung hamba. Pada suatu ketika, orangtua kami meninggaldunia dengan meninggalkan uang tiga ribu dinar. Hamba menggunakan uangwarisan itu untuk membuka sebuah toko, sedangkan saudara hamba pergi untuk berdagang. Setelah setahun ia pergi, saudara hamba itu kembali tanpamembawa apa-apa. Hamba bertanya padanya, 'Wahai saudaraku, bukankahaku telah mengatakan padamu untuk tidak pergi ke mana-mana?'Mendengar perkataan hamba, saudara hamba itu hanya menangis sambil berkata, 'Wahai saudaraku, sungguh Allah telah menetapkan nasib seperti inikepadaku, maka tak ada gunanya kau berkata seperti itu kepadaku, karenaaku sudah tidak memiliki apa-apa lagi.'Karena merasa kasihan, hamba pun mengajak saudara hamba itu ke tokohamba. Kemudian hamba memintanya untuk mandi dan hamba beri dia pa-kaian yang indah.'Saudaraku, bagaimana jika kau ikut ke tokoku untuk menghitung keuntungan yang kuperoleh beberapa tahun ini. Aku akan memberimu sebagiandari keuntungan yang aku dapatkan,' kata hamba padanya.Setelah itu, hamba mulai menghitung keuntungan yang hamba peroleh darihasil penjualan di toko yang hamba miliki. Jumlahnya ternyata mencapai duaribu dinar. Hamba sungguh bersyukur kepada Allah dan hamba juga gembiraatas keuntungan yang besar itu. Setelah itu, hamba berikan sebagian dari keuntungan yang hamba miliki kepada saudara hamba itu. Selama beberapa harisaudara hamba itu tinggal di rumah hamba.Beberapa pekan kemudian, kedua orang saudara hamba meminta hambauntuk pergi bersama mereka. Hamba menolak permintaan mereka berdua.Hamba katakan kepada mereka, 'Apa yang akan kalian lakukan dalam perjalanankalian, sehingga aku juga harus ikut serta?' Akan tetapi kedua orang saudarahamba itu terus mendesak hamba untuk ikut, dan hamba pun tetap bergeming.Hamba bersama dua orang saudara hamba itu kembali melanjutkan usaha ditoko yang hamba miliki.Satu tahun berlalu. Kedua orang saudara hamba itu kembali memintahamba untuk ikut pergi bersama mereka. Dan hamba pun terus menolak permintaan mereka. Sampai akhirnya, setelah enam tahun berturut-turut keduaorang saudara hamba itu terus meminta hamba untuk ikut pergi, hamba pun bersedia untuk ikut pergi bersama mereka.Tetapi, sebelum berangkat hamba mengatakan kepada mereka bahwahamba ingin menghitung terlebih dulu keuntungan yang dihasilkan dari tokohamba selama enam tahun ini. Kami bertiga kemudian menghitung keuntunganyang dihasilkan oleh toko hamba.
Alhamdulillah.
Jumlahnya mencapai enamribu dinar. Pada saat itu hamba mengusulkan kepada kedua saudara hamba, Bagaimana jika kita kuburkan setengah dari keuntungan ini di dalam tanah,agar kita dapat menggunakannya ketika kita memiliki suatu keperluan. Danmasing-masing kita dapat mengambil seribu dinar.''Alangkah bagusnya usulan itu,' kedua saudara hamba menyetujui usulhamba itu.Sesudah itu, hamba segera membagi dua keuntungan yang hamba peroleh.Bagian pertama yang sebesar tiga ribu dinar, hamba kuburkan di dalam tanah.Sedangkan yang tiga ribu dinar lagi hamba bagikan kepada kami bertigadengan bagian masing-masing sebesar seribu dinar. Uang itu kami gunakanuntuk membeli beberapa barang dagangan, dan sebuah kapal yang akan kamigunakan untuk mengangkut barang dagangan kami.Setelah mengarungi lautan selama satu bulan penuh, akhirnya kami puntiba di sebuah kota untuk menjual barang-barang dagangan yang kami bawa.Ternyata, dari hasil penjualan yang kami lakukan di kota itu, kami mendapatkankeuntungan sepuluh kali lipat. Atau dengan kata lain, dari setiap dinar yangkami jadikan modal, kami berhasil mendapatkan keuntungan sebesar sepuluhdinar.Ketika kami ingin bertolak pulang, kami berjumpa dengan seorang perem- puan di tepi pantai. Perempuan itu mendekat dan mencium tangan hambaseraya berkata, 'Wahai tuan, apakah tuan bersedia memperlakukan hambadengan santun dan baik, untuk kemudian hamba akan memberi balasan atas perbuatan itu?''Tentu,' jawab hamba.Perempuan itu lalu berkata lagi, 'Wahai tuan, nikahilah hamba dan bawa-lah hamba ke negeri tuan, karena sebenarnya hamba telah menyerahkan jiwaraga hamba kepada tuan. Perlakukanlah hamba dengan santun dan baik,karena siapa pun yang memperlakukan hamba dengan cara demikian pastiakan mendapatkan balasan atas perbuatannya itu. Janganlah tuan tertipu olehkeadaan hamba.' Demi mendengar perkataan perempuan itu, muncullah rasaiba di dalam hati hamba karena teringat perintah Allah s.w.t. Hamba akhirnyamembawa perempuan itu pulang.Di sepanjang perjalanan, hamba selalu memberi perempuan itu pakaiandan hamba perlakukan dia dengan baik. Hamba juga selalu merawat danmemuliakannya. Di tengah perjalanan yang kami lalui itulah di dalam hatihamba terbit rasa cinta yang menggelegak terhadap perempuan itu, hingga hamba tak pernah mau berpisah dengannya baik di kala siang maupun dikala malam.Sunggguh, hamba telah mabuk kepayang. Perempuan itu telah memaling-kan perhatian hamba dari kedua orang saudara hamba, sehingga hamba tidak mengetahui bahwa ternyata kedua orang saudara hamba itu mulai merasa iri dandengki terhadap hamba karena hamba memiliki harta yang amat banyak.Diam-diam, mereka berdua mulai mengincar harta hamba, dan bahkankeduanya telah merencanakan pembunuhan atas diri hamba, agar merekadapat menguasai seluruh harta yang hamba miliki. Apalagi setan memangterus meniupkan angin kejahatan kepada kedua orang saudara kandunghamba itu.Sampai akhirnya pada suatu malam, kedua orang saudara kandung hambaitu mendatangi hamba yang sedang terlelap tidur bersama istri hamba. Mereka pun mengangkat tubuh hamba dan kemudian mereka lemparkan hamba kelautan.Ketika istri hamba bangun dari tidurnya dan mengetahui apa yang menimpadiri hamba, berkobarlah amarahnya, dan dia langsung berubah wujud menjadisosoknya yang asli, yaitu jin. Istri hamba yang ternyata adalah jin betina itulangsung mengangkat hamba dari laut dan kemudian membawa hamba untuk diselamatkan di sebuah pulau. Sebentar kemudian dia menghilang, lalu kembalikeesokan paginya.Istri hamba berkata, Aku adalah istrimu. Akulah yang telah mengangkatmudari laut dan menyelamatkanmu dari pembunuhan atas perkenan Allah s.w.t.Ketahuilah suamiku, bahwa aku adalah jin. Dulu aku melihatmu dan langsung jatuh cinta padamu. Aku adalah jin yang beriman kepada Allah s.w.t. danRasulullah s.a.w. Aku mendatangimu dengan keadaan seperti yang kau lihatketika itu, dan kau pun menikahiku. Inilah wujudku yang sebenarnya. Aku telahmenolongmu sehingga kau tidak tenggelam di laut, dan aku benar-benar marahkepada kedua saudaramu, sehingga aku pasti akan membinasakan mereka berdua,' panjang lebar istri hamba menuturkan perkara yang sebenarnya.Ketika hamba mendengar penuturan istri hamba itu, hamba benar- benar terkejut. Dan hamba sangat berterima kasih padanya atas apa yangdilakukannya. Hamba kemudian berkata padanya, 'Istriku, janganlah kau bunuh kedua orang saudaraku.' Dan kemudian hamba juga menceritakan padanya kesepakatan yang telah hamba lakukan dengan kedua orang saudarahamba yang jahat itu.
'Baik, kalau begitu malam ini juga aku akan terbang untuk menenggelam-kan kapal yang ditumpangi oleh saudara-saudaramu, agar keduanya ikuttenggelam,' ujar istri hamba.'Demi Allah, jangan kau lakukan itu istriku! Karena ada orang bijak yang
berkata,
'Duhai orang baik, biarlah orang jahat menelan kejahatannya sendiri.'
Bagaimanapun, mereka berdua tetaplah saudaraku,' ujar hamba.'Tetapi, mereka tetap harus dibunuh,' desak istri hamba.Mendengar desakan itu, hamba kembali meminta agar istri hamba yang jinitu dapat mengasihani kedua orang saudara hamba. Akhirnya, dia membawahamba terbang pulang ke rumah hamba. Hamba kemudian diletakkan olehnyadi halaman rumah. Dan kemudian hamba membuka pintu gerbang untuk menggali uang yang hamba kubur. Hamba juga kembali membuka toko hambasetelah hamba membeli barang-barang untuk dijual.Setelah malam tiba, hamba pulang ke rumah. Pada saat itulah hambamenemukan kedua anjing ini dalam keadaan terikat di dalam rumah. Ketikakedua anjing itu melihat hamba datang, keduanya langsung berdiri danmenggelayuti tubuh hamba sambil menangis. Entah apa yang hamba rasakansaat itu.'Kedua anjing itu adalah saudara-saudaramu,' tiba-tiba terdengar suaraistri hamba.'Siapakah gerangan yang telah melakukan perbuatan ini?' tanya hamba.Aku mengirimkan kedua saudaramu kepada salah seorang saudara perem- puanku. Dialah yang telah menyihir keduanya menjadi wujud mereka yangsekarang. Pengaruh sirih atas kedua saudaramu itu baru akan hilang setelahsepuluh tahun,' ujar istri hamba.Oleh sebab itulah, hamba pergi untuk menemui saudara perempuan istrihamba itu agar kedua orang saudara hamba ini benar-benar dapat kembalimenjadi manusia setelah sepuluh tahun. Namun rupanya di tengah perjalananhamba bertemu dengan si pedagang kaya ini yang telah menceritakan persoalanyang menimpanya. Maka hamba lalu bertekad untuk tidak meninggalkannya,sampai hamba tahu apa yang akan terjadi antara Paduka dengan dirinya. De-mikian kisah hamba."Si raja jin lalu berkata, "Sungguh ceritamu tadi adalah cerita yang me-nakjubkan. Oleh sebab itu aku gugurkan sepertiga dari hukumanku terhadap pedagang kaya ini.
Setelah mendengar ucapan jin itu, kakek tua yang membawa bagal berkata kepada sang jin, "Wahai Paduka Raja Jin, bersediakah Paduka meng-izinkan hamba untuk menceritakan kepada Paduka sebuah cerita yang lebihmenakjubkan daripada kedua cerita yang telah dituturkan kedua orang temanhamba ini. Dan sebagai ganjarannya, hamba memohon pengampunan Padukaatas sepertiga hukuman yang harus dipikul oleh pedagang ini.""Ya, aku bersedia," jawab jin itu.Kakek tua pemilik bagal memulai ceritanya."Wahai Paduka Sultan yang memimpin kaum jin, ketahuilah bahwa bagalini sebenarnya adalah istri hamba sendiri. Pada suatu ketika, hamba pergi me-ninggalkan istri hamba ini selama satu tahun penuh. Setelah genap satu tahun, pada suatu malam, hamba kembali pulang ke rumah. Namun malang bagihamba, karena sesampainya di rumah hamba memergoki istri hamba sedang bercengkerama dengan salah seorang budak. Keduanya asyik bercanda sambiltertawa-tawa, bahkan kadang mereka saling berciuman.Demi melihat kedatangan hamba yang tiba-tiba, istri hamba langsung men-dekati hamba sambil membawa sebuah gayung berisi air. Setelah merapalkansebuah mantera ke dalam gayung, istri hamba itu kemudian menyiramkanair yang dibawanya ke tubuh hamba seraya berseru, 'Berubahlah kau menjadianjing!' Seketika, tubuh hamba berubah menjadi anjing. Istri hamba lalu me-ngusir hamba dari rumah.Dalam bentuk seekor anjing, hamba terus menyusuri jalan, sampai akhirnyahamba tiba di sebuah kios seorang penjual daging. Di kios itu hamba makan beberapa potong tulang.Ketika si penjual daging pemilik kios itu melihat hamba, dia pun membawahamba ke rumahnya. Sesampainya di rumah si penjual daging, putri si penjualdaging itu melihat hamba dan berkata, 'Mengapa ayah membawa seorang laki-laki asing ke dalam rumah, dan membiarkannya masuk ke hadapanku?''Lelaki apa yang kau maksud?' Tanya si penjual daging kepada putrinya.Putrinya menjawab, 'Sebenarnya anjing yang ayah bawa itu adalah seorang lelaki yang telah disihir oleh seorang perempuan. Dan aku sanggupmengembalikan dia ke wujudnya semula.' Setelah berkata demikian, putri si penjual daging itu mengambil sebuah gayung berisi air sambil merapalkan sebuah mantera. Kemudian dia memercikkan sebagian air yang sudah dimanteraiitu ke tubuh hamba sambil berseru, 'Kembalilah ke wujudmu yang semula!' Seketika hamba pun kembali berubah wujud menjadi manusia. Hamba lalumencium tangan putri si penjual daging itu dan memintanya untuk menyihir istri hamba sebagai balasan atas perbuatannya terhadap diri hamba. Putri si penjual daging itu kemudian mengambil sebagian air yang sudah dimanteraitadi dan menyerahkannya kepada hamba. Dia berkata, 'Percikkanlah air inike tubuh istri Bapak ketika dia sedang tidur. Maka dia akan berubah wujudmenjadi binatang apa pun yang Bapak kehendaki,' ujarnya.Sambil membawa air mantera dari putri si penjual daging, hamba pulangke rumah. Kebetulan, ketika hamba sampai di rumah, ternyata istri hambasedang tidur. Tanpa pikir panjang, hamba langsung memercikkan air manterayang hamba bawa ke tubuh istri hamba seraya berkata, 'Berubahlah kau dariwujudmu yang sekarang menjadi wujud seekor bagal!'Inilah dia istri hamba, wahai sultan para jin dalam wujudnya sebagai bagal."Mendengar kisah dari kakek tersebut, sang jin merasa sangat senang se-hingga dia bersedia menggugurkan sepertiga hukuman yang akan dijatuhkannyakepada si pedagang kaya.
Tanpa terasa, pagi telah datang. Syahrazad mengakhiri ceritanya."Duhai, indah nian cerita yang kakak tuturkan malam ini," Dunyazad memujikakaknya.Syahrazad berkata, "Tetapi cerita ini belum apa-apa dibandingkan cerita yang akan kakak ceritakan padamu besok malam, itu pun seandainya kakak masih hidup,dan raja berkenan memberi izin kepada kakak," ujar Syahrazad. Raja Syahrayar yang kejam hanya diam, meski di dalam hati ia berbisik, "Demi Allah aku tidak akan membunuh perempuan ini sebelum mendengar sebuah ceritalagi darinya." Malam berlalu. Pagi datang. Untuk kedua kalinya Syahrazad berhasil selamat.
Malam ke- 3
KISAH NELAYAN DAN JIN

Matahari masuk ke paraduannya. Malam telah tiba. Raja Syahrayar, Syahrazad,dan Dunyazad kembali bertemu.
"Baginda," ujar Syahrazad kepada Raja Syahrayar, "setelah si pedagang kaya itu
mengucapkan terima kasih kepada ketiga orang kakek tua yang menolongnya, ketiganya
 pun kembali ke negeri masing-masing. Akan tetapi, tahukah baginda bahwa cerita tadimasih kalah hebat dibandingkan kisah tentang seorang nelayan?" "Bagaimana ceritanya?" tanya baginda penasaran."Begini ceritanya," Syahrazad memulai ceritanya.
Alkisah, hiduplah seorang lelaki tua bersama seorang istri dan tiga orang anak-nya. Mereka adalah sebuah keluarga yang sangat miskin. Setiap hari, lelakitua tersebut mencari nafkah dengan cara mencari ikan. Uniknya, setiap harisi nelayan tidak pernah menebarkan jaring yang dimilikinya kecuali hanyaempat kali lemparan, tidak lebih.Sampai pada suatu tengah hari, nelayan ini pergi ke pantai untuk mencariikan. Diletakkannya tempat ikan yang dibawanya, dan kemudian dengansigap, dilemparkan jaringnya untuk kali pertama. Dengan sabar, dibiarkannya jaring yang dilemparnya itu masuk ke dalam air. Dan setelah beberapa saat,ditariknya jaring tersebut perlahan-lahan. Di luar dugaan, ternyata jaring ituterasa berat. Dia berusaha menarik jaringnya, tapi sia-sia. Jaring itu ternyataterlalu berat untuk dapat ditarik oleh lelaki setua dirinya. Akhirnya, nelayantua itu memasang pasak di bibir pantai, dan diikatnya jaring yang berat itu ke pasak. Si nelayan kemudian melepas pakaiannya, dan menceburkan dirinya kedalam air untuk melihat benda apakah gerangan yang menyangkut di jaringnyasehingga membuatnya menjadi sedemikian berat.Dengan susah payah dikeluarkannya benda yang tersangkut di jaringnyaitu dari dalam air. Si nelayan kembali mengenakan pakaiannya, dan melihatke bagian dalam jaring. Aneh. Di dalam jaring yang dilemparkannya tadi, sinelayan tua melihat seekor keledai yang sudah menjadi bangkai!Demi melihat apa yang didapatkannya, maka dengan muka masam nelayantua itu bersenandung:
Duhai, yang menyelam di gelap malam penuh petaka Usah kau berpayah, rezki tak datang karena usaha Saat kau lihat laut, dan nelayan setengah mati kejar rezki,sementara gemintang diam berhenti Di tengah laut ia menyelam dan ombak datang menampar sedang matanya terus telisik jaring yang dilempar Tidur lelap di malam hari baru bisa jika banyak ikan didapat,sampai penuh panggangannya Dibeli oleh dia yang malamnya hanya tidur lelap Tak rasakan dingin dengan segala berkah yang lengkap Mahasuci Tuhan, membuat kaya si ini, membuat miskin si itu Si miskin ini mencari ikan, si kaya itu tinggal menyantap
Ketika melihat bangkai keledai di dalam jaringnya, si nelayan segeramengeluarkan bangkai dari dalam jaring. Diperasnya jaringnya yang telah basah, dan dilemparkannya lagi ke laut.
"Bismillah ! " ujar si nelayan tua sambilmenebarkan jaringnya untuk kali kedua.Jaring yang dilemparkannya itu lalu dibiarkan turun ke dalam air. Beberapasaat kemudian, nelayan itu menarik jaringnya. Aneh. Lagi-lagi jaring itu terasa berat, bahkan kali ini lebih berat dari yang pertama. Kali ini, si nelayan tua begituyakin bahwa yang menyangkut di jaringnya adalah seekor ikan yang besar.Sekali lagi, nelayan itu mengikat jaringnya dan kemudian dia melepas pakaian-nya untuk kembali masuk ke dalam air. Dengan susah payah si nelayan tuamendorong tangkapannya ke darat. Ternyata benda yang menyangkut di jaringsi nelayan tua itu adalah sebuah tempayan yang berisi pasir dan tanah.Demi melihat 'tangkapannya' kali ini, si nelayan kembali menunjukkankekesalannya. Langsung dilemparkannya tempayan yang tersangkut di jaringnyaitu dan dia pun kembali memeras dan membersihkan jaringnya.Seraya mengucapkan istigfar, si nelayan tua kembali ke laut untuk ketigakalinya. Jaring dilempar lagi. Setelah jaring masuk ke laut untuk beberapa saat,si nelayan tua menariknya perlahan-lahan. Lagi-lagi si nelayan harus menelankekecewaan, karena kali ini yang menjadi 'tangkapan'nya adalah beberapa buah tembikar dan barang pecah belah.Dengan hati yang sudah dipenuhi kekesalan, si nelayan bersenandung:
Memang rezki tak tentu, kadang terurai kadang terikat Seolah tak ada goresan pena yang memberi berkat Zaman sering rendahkan mereka yang baik Dan mengangkat mereka yang tak berhak Duhai mati datanglah kau, hidup ini sialan memang Karena burung telah jatuh, dan itik malah terbang Seekor burung terbang arungi timur dan barat dunia Sedang burung lain mendapat makan tanpa harus ke mana-mana
Si nelayan menengadahkan kepalanya ke langit dan berdoa, "Ya Allah,sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku tidak pernah menebarkan jaringku lebih dari empat kali. Dan hari ini aku sudah menebarkan jaringkuini tiga kali."Sambil mengucapkan basmalah, si nelayan tua kembali menebarkan jaringnya. Lagi-lagi dengan sabar, si nelayan membiarkan jaringnya masuk ke dalamair. Dengan amat perlahan si nelayan menarik jaringnya, namun gagal. Begitu berat jaring si nelayan tua, seakan-akan jaring itu menancap di tanah. Makadengan mengucapkan hauqalah "La haula wa la quwwata illa billah,"  si nelayantua kembali melepas pakaiannya dan menceburkan dirinya ke dalam air.Dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya, nelayan tua itu membawa jaringnya ke darat. Ternyata yang menyangkut di jaringnya adalah sebuah gucitembaga yang pada bagian mulutnya terdapat sebuah sumbat timah denganstempel Nabi Sulaiman a.s. tertera di atasnya. Dengan menggunakan pisau yangdibawanya, si nelayan tua mencoba mencongkel tutup guci tersebut. Ternyatausahanya tidak sia-sia, guci yang tadi tertutup berhasil dibuka. Tiba-tiba daridalam guci yang baru dibuka itu keluar kepulan asap putih yang membumbungke angkasa. Si nelayan terkejut bukan main. Asap itu terus menggumpal-gumpalsampai akhirnya menjelma menjadi sesosok jin yang sangat besar, kepala jinitu mencapai awan, sedangkan kakinya berpijak di bumi.Si nelayan merasa amat ketakutan. Tubuhnya gemetar, giginya gemeretak,dan keringat terus mengalir deras. Di hadapan si nelayan tua, dunia tampak gelap gulita."Tiada Tuhan selain Allah. Sulaiman adalah Nabi Allah," tiba-tiba jin itumengeluarkan suaranya.Dengan perasaan takut si nelayan berujar, "Hai durjana! Mengapa kaumengatakan bahwa Sulaiman a.s. adalah Nabi Allah, padahal Nabi Sulaimana.s. telah wafat seribu delapan ratus tahun yang lampau. Saat ini kita telah tibadi akhir zaman. Coba kau katakan padaku riwayat hidupmu dan bagaimanakau sampai dimasukkan ke dalam guci ini."Ketika mendengar perkataan si nelayan, jin itu berseru, "Tiada Tuhan selainAllah. Hai nelayan, aku akan memberi kabar gembira padamu!""Apa kabar gembira darimu untukku?" ujar nelayan."Yaitu dengan membunuhmu sekarang juga dengan cara yang kejam," jawab jin. Nelayan tua menyergah, "Tetapi, apa dosaku, sehingga aku harus memikulhukuman sekeji itu?""Hai nelayan, dengarkanlah kisahku ini," jawab jin.Dengan tubuh gemetar karena ketakutan, si nelayan tua mendengar pe-nuturan jin."Ketahuilah," jin itu memulai kisahnya, "Aku adalah jin yang jahat. Duluaku adalah jin yang menentang ajaran baginda Sulaiman ibn Daud a.s. Ketika baginda mengetahui pembangkanganku, baginda Sulaiman a.s. mengutus salahseorang menterinya yang bernama Ashif ibn Barkhiya untuk menyeretku kehadapan baginda Sulaiman a.s. hingga akhirnya, aku berhasil dipaksa untuk dibawa ke hadapan baginda.Sesampainya aku di hadapan baginda Sulaiman a.s., beliau mengajakkuuntuk beriman kepada Allah s.w.t. dan tunduk di bawah kekuasan beliau. Tetapi seruan itu kutolak.Mendengar penolakanku, baginda Sulaiman a.s. langsung mengambilsebuah guci dan kemudian beliau memasukkan aku ke dalam guci itu. Pada bagian mulut guci, beliau memasang segel timah yang di atasnya tertera nama beliau yang agung. Setelah itu beliau memerintahkan kepada beberapa jinuntuk membawaku pergi. Guci tembaga yang berisi tubuhku itu kemudiandibuang ke dasar laut.Seratus tahun telah berlalu. Di dalam hati aku berkata, 'Barangsiapayang dapat membebaskan aku dari dalam guci ini, akan kubuat kaya raya.'Tetapi, sampai seratus tahun kemudian ternyata tidak ada seorang pun yangdatang untuk membebaskan diriku. Maka aku kembali berkata di dalam hati,'Barangsiapa yang dapat membebaskan aku dari dalam guci ini, akan aku beri seluruh kekayaan yang ada di bumi.' Tetapi, sampai empat ratus tahunkemudian ternyata tidak ada seorang pun yang datang untuk mengeluarkanaku dari dalam guci. Aku pun kembali berkata di dalam hati, 'Siapa saja yangmembebaskan aku, akan aku kabulkan tiga permintaannya.' Tetapi, lagi-lagitak ada seorang pun yang menolongku, hingga akhirnya dengan perasaanmarah aku bersumpah, bahwa siapa pun yang membebaskan aku dari dalamguci ini, akan aku bunuh dengan cara yang kejam. Nah, tenyata engkaulahyang membebaskan aku.Seusai mendengar penjelasan sang jin, si nelayan tua berkata, 'Duhai, betapamengagumkan ceritamu itu! Ternyata akulah yang berhasil menyelamatkanmu.Oleh sebab itu, ampunilah aku, maka Allah akan mengampunimu, dan jangankau bunuh aku, karena jika aku kau bunuh, Allah akan mendatangkan orangyang akan membunuhmu.'Jin itu tetap menolak dan berkata, 'Tidak, kau tetap harus kubunuh.'Tetapi, si nelayan terus merajuk, 'Ampunilah aku, karena akulah yangtelah membebaskanmu.'Akhirnya jin itu berkata, 'Haruskah aku mengampunimu hanya disebabkan jasamu membebaskan aku?'Mendengar perkataan sang jin, nelayan tua itu berkata, 'Wahai jin, se- benarnya aku telah berbuat baik padamu, jadi mengapa kau balas aku dengan perbuatan buruk. Ternyata apa yang diungkapkan syair ini memang benar.' Sinelayan tua itu kemudian menyanyikan sebuah syair.
Kami buat kebaikan, mereka balas dengan kebalikannya Demi umurku! Busuk nian perbuatan seperti itu Barangsiapa berbuat baik kepada yang tak berhak Maka balasannya adalah seperti balasan bagi yang membebaskan serigala
Namun rupanya sang jin tetap bergeming, 'Sudahlah jangan merajuk, kautetap harus mati, katanya.'Apakah kau sungguh-sungguh akan tetap membunuhku?' nelayan tuaitu kembali bertanya.'Tentu,' jawab sang jin.Di ujung keputusasaan, nelayan tua itu berkata, 'Demi nama agung yangterukir di segel Sulaiman a.s., aku memintamu melakukan sesuatu.'Ketika mendengar nama agung Sulaiman a.s. disebutkan, jin itu merasatakut dan berkata, 'Mintalah, pasti akan aku kabulkan.'Si nelayan lalu berkata, 'Bagaimana mungkin engkau dapat berada didalam botol ini, padahal ukurannya begitu kecil. Bahkan tangan dan kakimu pun tidak mungkin muat di dalamnya, apatah lagi badanmu?''Apakah kau tidak percaya bahwa aku benar-benar pernah dikurung didalamnya?' tanya sang jin.'Tentu tidak, aku tidak dapat mempercayaimu sampai kedua mataku inimelihat langsung bahwa tubuhmu yang besar itu memang benar-benar dapatmasuk ke dalam botol ini'." ujar si nelayan.
Tanpa terasa, pagi telah tiba. Syahrazad pun menghentikan ceritanya.

10 komentar:

  1. memang udah agak susah carinya, mungkin adanya di toko yang jual buku2 lama di daerak senen / kwitang

    BalasHapus
  2. faathir ada yg lbih bagus dn hebat dari kisah 1001 malam, coba deh beli furqon baca sampek habis smuanya ada di situ, yg keren ainun hayat air keabadian :)

    BalasHapus
  3. Banyak yang di sensor di bagian kisah induk, gadis yang diculik oleh ifrit di malam pernikahannya itu dikurung di sebuah kotak dalam lautan untuk menjaga keperawanan dan kesuciannya, namun dia tanpa sepengetahuan ifrit begituan sama 570 orang pria dan mengambil cincin mereka sebagai suvenir. Gadis tsb juga menyuruh syahryar dan syahzaman untuk menggaulinya dan kemudian mengambil cincinnya. Dari sini kedua raja tersebut kemudian sadar kalo ifrit aja yang lebih sakti perkasa darinya tidak bisa mengendalikan keinginan seorang wanita apalagi gue kata dia,

    Akhirnya mereka balik ke kerajaannya, dan si syahryar mulai melakukan kebijakan nikah one night stand sama perawan di negaranya, yang pada pagi harinya dia bunuh biar ga sempat selingkuh. Akhirnya tiba giliran syahrazad buat di one night stand-in tapi si syahrazad punya trik biar nyawanya selamat selama 1001 malam dia cerita (raja ini goblok juga ya, 1001 malam kaga gituan malah cerita-cerita doang) 1001 malam ini kisah yang menceritakan kegoblokan pria di hadapan wanita..

    btw versi indonya dapat darimana bro?

    BalasHapus
  4. ane dapet dari temen..file pdf daripada nanti ilang sayang mendingan ane posting..kan kaga bisa ilang....wkwkwkwk...sayang cerita bagus ...mungkin temen ane donlot kali..

    BalasHapus
  5. Jual Buku Hikayat 1001 Malam 1 set/Jilid 1 sd 4
    Harga normal Rp. 625.000,-
    Harga diskon Rp. 350.000,-
    (langsung dari penerbit)
    Gratis ongkir wilayah DKI Jakarta,
    Luar DKI Jakarta sesuai tarif ekpedisi.
    Pembayaran bisa COD untuk DKI Jakarta
    Untuk cover buku dpt dilihat di www.qisthipress.com
    Keterangan lebih lanjut : Qisthi Press Jl. Melur Blok Z No 7 Duren Sawit Telp. 021 8610159 Cp. Sdr Sapto Hp.0818150579 (sms only)
    PENAWARAN BERLAKU SAMPAI STOK HABIS

    BalasHapus
  6. Hikayat 1001 Malam = 4 Jilid
    Penerjemah : Fuad Syaifudin Nur
    Penyunting : Anis Maftuhin
    Tata Letak : Ade Damayanti
    Desain Sampul : Tim Qisthi Prss
    ISBN: 978-979-1303-11-8
    Ukuran: 15,5 x 24 cm
    Jenis Buku: Hard Cover
    Jenis Kertas: HVS
    Kategori: Kisah Islami
    Harga : Rp. 625.000,-
    Harga Promo : Rp.425.000,-
    Free Ongkir utk DKI Jakarta, Luar DKI sesuai tarif ekpedisi.
    Hub. Sapto Senoaji Hp.0818051579 Pin BB :270B3B47

    BalasHapus
  7. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.com

    BalasHapus